13 Juni 2009

Inilah 10 Buku Pilihan Pekan Ini

Tambahkan rak buku Anda dengan “10 Pilihan Pekan Ini” yang direkomendasikan oleh Media Indonesia, Kompas, Jawa Pos, Koran Tempo, dan Republika.>>perpus>>

Inggit dan Klandestin Buku Banceuy

''Kalau buku yang saya anggap penting, saya baca dari A sampai Z. Dan yang penting-penting saya garis-bawahi. Saya tulisi dengan pendapat saya. Pendek kata saya orek-orek (corat-coret) setengah ajur (hancur) buku tersebut,'' seru Soekarno.>>esei>>

01 Juni 2009

Ngorupsi Buku, Kok Terdakwanya (Bupati Sleman) Belum Dibui

Kalau sudah soal uang, tak peduli apa pun, embat. Termasuk buku. Mitos buku sebagai barang membuat hidup cerah, bagi manusia kelelawar, ancur sama sekali. Jika sudah uang, apa pun caranya, barang apa pun di depan, sikat saja. >>berita>>

31 Mei 2009

Wow, Indonesia No 1 Negara Asia Pasifik yang Klik Google Book

Siapa bilang masyarakat Indonesia memiliki minat baca yang rendah? Justru dari beberapa indikator yang ada, menunjukkan masyarakat memiliki minat baca yang tinggi. Buktinya, Indonesia menjadi negara no 1 di Asia Pasifik dan no 10 di dunia, negara yang paling sering mengakses google book search (fasilitas pencari buku di google-red). >>kliping
>>

Asyik, Ada Kawasan Wisata Buku di Bandung

Kota Bandung kini memiliki wisata buku, bahkan disebut-sebut sebagai wisata buku pertama di Indonesia. Salam Book House (SBH) yang berada di Jalan Pasirwangi No 1 ini terdiri dari Book Store, Learning Center, Book Community, dan program wisata yang mengajak pengunjung melihat proses pembuatan buku dari hulu ke hilir.>>kliping>>

30 Mei 2009

Pernyataan Sikap 4 Penulis Jogja atas Terbitnya Buku "Ilusi Negara Islam"

Berkaitan dengan terbitnya buku “Ilusi Negara Islam” yang mengundang kontroversi, dengan ini 4 penulis Jogja memberikan klarifikasi sekaligus pernyataan terkait dengan substansi buku tersebut. >>kliping>>

Empat Peneliti Jogja Nolak Buku "Ilusi Negara Islam"

Empat Peneliti asal Yogyakarta, Zuli Qodir, Adur Rozaki, Laode Arham, Nur Khalik Ridwan, memrotes isi buku 'Ilusi Negara Islam' yang diterbitkan The Wahid Istitute, Maarif Institute dan Gerakan Bhineka Tunggal Ika. Buku itu dinilai tidak sesuai dengan yang diteliti dan isinya mengadu domba umat Islam.>>kliping>>

Vonis Aneh Surat Pembaca

Sungguh keterlaluan: seorang penulis surat pembaca terkena vonis penjara. Belum pernah selama ini penulis surat pembaca harus menerima hukuman pidana.>>kliping>>

15 Mei 2009

Koleksi Perpustakaan Daerah Minim

Hampir semua perpustakaan di daerah mengalami kekurangan koleksi dan minta dikirimi buku dari pusat. Beberapa daerah sudah membangun gedung perpustakaan yang bagus, tapi isinya ternyata tak lengkap. Hingga kini tercatat ada 345 perpustakaan daerah.>>perpus>>
Hillary Clinton adalah srikandi politik yang sedang bersinar di Amerika Serikat. Dia banyak disorot dan juga dituliskan. Kiprah politik perempuan diulas dua buku: A Woman in Charge: The Life of Hillary Rodham Clinton (Carl Bernstein/Knopf, 628 pp.) dan Her Way: The Hopes and Ambitions of Hillary Rodham Clinton (Jeff Gerth and Don Van Natta Jr./Little, Brown, 438 pp.). Dua buku itu direview sekaligus oleh Michael Tomasky di The New York Review of Books>>


Tembok Berlin bukan hanya tembok yang dengan adonan semen, tapi juga perbedaan ideologi yang sarat politik kewarganegaraan. Buku The Berlin Wall: 13 August 1961-9 November 1989 yang ditulis Frederick Taylor (Bloomsbury, 486 pp, £20.00) mengulangi kembali drama itu dalam perspektif lain. Baca selengkapnya review buku tersebut yang dikerjakan Neal Ascherson di London Review of Books>>


Keberatan utama dalam menilai buku Andrea Hirata (Laskar pelangi, Sang Pemimpi, dan Edensor) adalah cara menyusun dan membingkai refleksi pengalaman hidupnya dalam bentuk struktur yang utuh dan solid. Akibat antusiasmenya, semua mengalir deras dan abai terhadap penataannya. Kemampuan Andrea untuk memisahkan antara dirinya dan obyek ceritanya tidak terjadi. Pengalaman masa lalunya diceritakan dalam terang kecerdasan masa kininya seolah-olah sudah terjadi pada masa ceritanya itu. Kemurnian, keluguan, dan suasana pikiran sezaman agak kacau dengan pengetahuan, kecerdasan, dan cara berpikir masa sekarangnya. Inilah yang membuat nilai dokumenternya menjadi kehilangan kepercayaan pembaca. Lebih lengkap kritik Jacob Soemardjo di Pustakaloka Kompas>>